Wednesday, May 27, 2015

Metamorfosa: Dari Kegelapan Menuju Cahaya

Tahukah Anda kisah tentang seekor kupu-kupu yang keluar dari kepompongnya? Dikisahkan suatu hari seorang pria melihat seekor bayi kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar dari kepompongnya. Karena merasa kasihan, maka pria itu memutuskan untuk membantu bayi kupu-kupu itu dengan menggunting lubang jalan keluar bayi kupu-kupu itu supaya ia mudah keluar. Namun apa yang kemudian terjadi? Bayi kupu-kupu itu hanya bisa merangkak dan tidak dapat terbang. Ternyata ketika bayi kupu-kupu itu berjuang untuk keluar dari kepompongnya, ia akan mengeluarkan cairan yang berfungsi menguatkan sayap-sayapnya sehingga dapat terbang sesuai fungsinya. Pria itu tidak mengetahui bahwa Allah memiliki maksud dari setiap kejadian. Bahwa apa yang menurut manusia itu baik belum tentu baik menurut Allah, dan hanya rencana Allah yang terbaik.

Maka untuk menjadi kupu-kupu yang indah dan dapat terbang, dibutuhkan usaha yang gigih dan tidak instan, sama seperti halnya manusia. Manusia terkadang menginginkan hasil dengan jalan yang mudah, tapi sesungguhnya rencana Allah saja Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Ujian demi ujian itu hakekatnya adalah sarana untuk menempa manusia untuk meningkatkan derajat ketakwaannya di hadapan Allah dan sesungguhnya merupakan bukti kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya.

Mengamati tanda-tanda kekuasaan Allah melalui penciptaan alam semesta beserta isinya, termasuk kisah kupu-kupu tersebut menjadi pembelajaran bagi manusia yang berpikir, bahwa tidak serta merta Allah menjadikan segala sesuatu dengan berbagai kejadian tanpa maksud. Sama halnya dengan kisah hidup saya. Alhamdulillah saya dilahirkan dari keluarga yang beragama Islam. Dari kecil hingga remaja, apa yang saya ketahui adalah Islam adalah agama yang benar dan membawa keselamatan di dunia dan akhirat. Orang tua saya membekali saya dengan pengetahuan agama, mulai memasukkan saya ke TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), pesantren kilat, dan pengajian rutin di rumah. Ketika kecil saya hanya menerima apa yang diberikan pada waktu itu tanpa penolakan. Masih terekam oleh memori saya betapa saya menikmati proses belajar mengaji dan mendengarkan ceramah.

Alhamdulillah ketika SD kelas 6 saya mengetahui bahwa Allah memerintahkan muslimah untuk memakai jilbab dan hukumnya wajib. Saya pun saat itu ingin mengenakan jilbab, tetapi ibu mengizinkan saya memakainya ketika duduk di bangku SMP karena pada waktu itu masih jarang muslimah yang berjilbab dan tidak ada seragam sekolah untuk siswa berjilbab seperti sekarang. Saya pun menuruti kata ibu. Ketika SMP akhirnya saya pun berjilbab dan saya pun merasa bahagia. Namun, hidup saya mengalir begitu saja. BerIslam karena dasar keturunan, pengetahuan demi pengetahuan tentang Islam yang masuk dan dicerna belum sempurna oleh anak remaja yang belum baligh saat itu.

Tetapi semua itu berubah ketika saya menginjak kelas 2 SMP. Ketika itu saya tertarik memasuki organisasi DKM Mesjid di sekolah. Akhirnya saya bertemu dengan teman-teman dan mentor-mentor yang baik dan sabar dalam membimbing saya memahami ajaran Islam. Setiap ahad merupakan hari yang saya tunggu karena saya merasakan kenikmatan berdiskusi dan memperdalam Islam.  Saya diajak untuk berpikir dan memfungsikan akal saya. Sungguh luar biasa potensi yang Allah berikan kepada manusia, salah satunya adalah fitrah yang ingin selalu memilih jalan kebenaran.

Dulu yang saya pahami berIslam itu hanyalah melaksanakan ibadah ritual saja dengan baik, seperti sholat, zakat, puasa, naik haji bagi yang mampu. Pendek kata, hanya ibadah vertikal saja. Menjalani kehidupan seperti air yang mengalir, mulai dari kecil, bersekolah di TK, SD, SMP, SMA, kuliah, kerja, menikah, menjadi tua dan menunggu ajal. Kehidupan yang biasa. Tetapi setelah berdiskusi dan berpikir, saya akhirnya menyadari bahwa Allah memiliki tujuan ketika menciptakan manusia, termasuk saya, yaitu untuk beribadah kepada-Nya.

Dan ternyata ibadah itu luas sekali cakupannya. Setiap saat hidup kita adalah ibadah, bukan hanya ibadah ritual saja dimana ibadah merupakan manifestasi ketundukan dan ketaatan manusia kepada yang ditaatinya. Dan sudah seharusnya manusia hanya tunduk kepada Penciptanya yaitu Allah SWT dan melakukan apa yang dikehendaki oleh Allah, sebagai wujud rasa syukur kita akan nikmat dan karunia yang telah Allah berikan kepada kita. Sepanjang hayat kita dan apapun aktivitas kita harus dilandasi ketundukan kita kepada Sang Pencipta dan caranya harus sesuai pedoman hidup yang Allah turunkan yaitu Al-Qur’an dan As-Sunah.

Contohnya ketika kita melakukan aktivitas makan, maka hal yang terlihat sepele dan biasa itu dapat menjadi ibadah yang ternilai amal sholeh di sisi Allah. Semoga dengan makanan yang masuk ke dalam tubuh saya ini menjadikan tubuh saya sehat sehingga dapat melakukan aktivitas-aktivitas ibadah lainnya. Tentunya ketika makan diperhatikan tata cara ata adab makan yang benar menurut Islam, misalnya makanan harus halal dan baik, berdo’a sebelum makan, memakan makanan dengan tangan kanan, dan menyudahinya dengan do’a pula. Contoh lain, ketika saya menuntut ilmu maka yang menjadi cita-cita tertinggi saya bukanlah mendapatkan pekerjaan yang mapan dan gaji yang tinggi dengan dilandasi oleh hawa nafsu, tetapi saya menuntut ilmu semata-mata karena Allah dan semoga ilmu tersebut menjadi ilmu yang bermanfaat untuk mengembalikan kejayaan peradaban Islam dengan ilmu pengetahuan yang didasari akar aqidah yang kuat. Sehingga apapun aktivitas yang kita lakukan senantiasa dilandasi oleh dasar atau niat yang benar, proses yang benar, dan tujuan yang benar. Dengan demikian maka semua aktivitas kita dapat ternilai menjadi amal sholeh. Sungguh luar biasa. Tidak ada satu hal pun yang tidak terkait dengan Allah. Tidak ada yang tidak diatur dalam Islam, dari hal terkecil sampai hal terbesar, dan Islam merupakan satu-satunya Dien yang diridhoi Allah supaya manusia selamat tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Jadi Islam bukan hanya sekedar agama, tetapi Islam adalah suatu sistem hidup yang mengatur seluruh aspek kehidupan.
Maka hidup kita sudah seharusnya merupakan pengabdian kepada Allah, bukan hanya semata-mata sebagai hamba Allah tetapi sebagai khalifah Allah di muka bumi yang senantiasa memiliki tujuan untuk mendukung tegaknya eksistensi Allah di muka bumi. Ketika seseorang tidak memiliki tujuan hidup maka hidupnya akan tidak teratur, kacau, dan mengalir tak tentu arah.

Momen dimana saya memahami diri saya, siapa pencipta saya, dan untuk apakah saya diciptakan, merupakan momen dimana saya merasakan transformasi hidup yang luar biasa dalam hidup saya. Seakan-akan ada pelita yang menerangi pikiran saya. Semuanya menjadi jelas dan jernih. Pengetahuan-pengetahuan yang telah saya dapat sebelum saya paham mulai menemukan benang merah dan ketersambungannya. Simpul demi simpul pengetahuan itu menjalin menjadi satu. Cara pandang saya dalam memandang kehidupan menjadi berubah. Ibaratnya saya berhijrah dari cara pandang ber-Islam karena keturunan menjadi cara pandang ber-Islam karena pilihan hidup. Sehingga jelaslah apa yang dulu Rasulullah Muhammad Saw. perjuangkan sampai kemenangan Islam ketika futuh Mekah dan menguasai 2/3 dunia. Rasulullah, para sahabat dan pengikutnya yang setia senantiasa menyeru manusia ke jalan Allah, membebaskan perbudakan manusia atas manusia, dan mengembalikan manusia dari kegelapan kepada cahaya Allah. Dan saya ingin termasuk umat Rasulullah yang menyeru manusia dari kegelapan menuju cahaya Allah…

Tentu saja perjuangan menegakkan eksistensi Allah sebagai satu-satunya Raja di muka bumi ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Saya belum pernah sampai mengalami apa yang Rasulullah dan para sahabat alami sampai berhadapan dengan resiko hilangnya nyawa, tetapi  sesuai sunnatullah, perjuangan itu pasti mendaki lagi sukar, maka saya mengutip sebuah puisi karya anonim :

Rintangan yang Ramah

Untuk setiap bukit yang kudaki,
Untuk setiap batu yang melecetkan kakiku,
Untuk semua darah, keringat, dan kaki,
Untuk badai yang membutakan dan panas yang membakar,
Hatiku harus mengucapkan syukur
Ini semua adalah hal-hal yang membuatku kuat!

Untuk semua sakit hati dan air mata,
Untuk semua penderitaan dan rasa nyeri,
Untuk hari-hari yang muram dan tahun-tahun tanpa hasil,
Dan untuk pengharapan yang dihayati sia-sia,
Aku mengucapkan “Alhamdulillah”, sebab sekarang aku tahu
Ini adalah hal-hal yang membuatku tumbuh!

Bukanlah hal-hal yang lebih lunak dalam kehidupan,
Yang merangsang kemamuan untuk berjuang.
Tapi kesudahan dan penderitaan yang gersang
Berbuat paling banyak untuk menjaga kehendak kita tetap hidup
Di atas jalan setapak bertabur mawar orang yang lemah merayap,
Tetapi hati yang tabah berani mendaki tebing

Beruntunglah para pejuang Allah yang diuji dengan ujian-ujian yang luar biasa, sebagaimana firman Allah dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 214:
“ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

Sesungguhnya syurga itu mahal, tidak akan terbeli bahkan dengan emas sepenuh langit dan bumi, dan hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang rela mengorbankan harta dan jiwanya demi meraih keridhoan Allah memenangkan Dienullah. Dan saya senantiasa berdo’a memohon kepada Allah agar senantiasa dikuatkan dan tetap istiqomah memegang visi dan misi hidup yang benar menurut Allah.

Ketika manusia sudah memahami eksistensi dirinya dan tujuan hidupnya, maka hal tersebut merupakan garis besar yang sangat krusial dan sangat menentukan keberhasilan hidup seorang manusia. Pernahkan Anda ditanya tentang tujuan hidup Anda? Lalu, apakah jawaban Anda? Meraih kesuksesan materi, kehormatan, gelar, keluarga bahagia? Apa standar bahagia dalam hidup Anda? Apakah dengan mendapatkan itu semua Anda akan bahagia? Seorang manusia seharusnya bahagia jika dia sudah menunaikan kewajiban hidupnya di dunia untuk bekalnya di akhirat nanti. Dia akan merasa bahagia manakala Sang Penciptanya meridhoi amal perbuatan yang telah dilakukannya. Bukankah hidup seperti itu sangatlah indah? Dia tidak akan tergelincir ke suatu hal yang sia-sia. Dia akan mengangkat seluruh kemampuan dan potensi yang dimiliki hanya untuk mensukseskan tujuan hidupnya itu dengan tetap bergantung kepada Allah.

Dia akan melangkah dengan mantap untuk mendapatkan kecintaan Allah. Sungguh indah... Hari-hari dilalui dengan penuh kebahagiaan, tanpa perlu merasa resah, gundah, atau gelisah. Rasa sakit yang dunia berikan kepadanya tidak menggentarkan langkahnya sedikit pun untuk meraih kebahagiaan hakiki. Tubuhnya penuh luka dan terasa perih, namun jiwanya tersenyum bahagia. Segala penderitaan duniawi tidaklah sebanding dengan kebahagiaan yang dia rasakan. Ajal pun tidaklah menjadi sesuatu yang menakutkan baginya. Dia senantiasa siap dengan semua ketetapan Allah sebab dia rindu untuk bertemu dengan-Nya. Tidak ada lagi kebahagiaan tertinggi selain bisa bertemu dengan Allah. Jadi, apakah tujuan hidup Anda?

Tuesday, May 19, 2015

snow white


Daisukii... suka banget, hehe.. baru tau ternyata ada seni kufi kaligrafi.. khasnya seperti itu.. tapi kebaca tulisan Shirayuki nya.. ada syin, ra, ya, kaf, dan ya.. yup terbaca :) snow white.. suka nickname ini sejak kecil pas punya buku cerita putri Shirayuki aka putri salju. Imaginasi anak2 mengenai putri yg cantik dan terluka lalu akhirnya diselamatkan oleh prince charming.. dan akhirnya menikah dan hidup bahagia happily ever after.. bener2 nggak banget sebenernya, hehe.. tapi karena sudah terlanjur suka sama namanya.. jadilah nickname itu dipake sampe sekarang :)

Oh ya, saya belum bilang ya, kufi kaligrafi itu hadiah dari Cheshire Cat.. Makasih ya ^___^

Monday, May 18, 2015

All alone in the world


Karena nonton film kasus pembunuhan putri salju aka shirayuki hime satsujin jiken.. jadi tau Serizawa Brothers yg jadi cameo dan salah satu musiknya jadi soundtrack juga di film ini.. bener2 pas banget sama jalan ceritanya.. tentang seseorang yg tak bersalah tapi disudutkan oleh dunia sehingga ia merasa sendiri.. meski pada akhirnya kebenaran terkuak dan masih ada orang2 yg benar2 peduli dan tulus padanya.. ada kesedihan, ironi, harapan, di dalam musiknya. Seperti jeritan mohon pertolongan seseorang yg membutuhkan uluran tangan yg tulus..

Ya.. beginilah sang melankolis.. soundtrack atau backsound pun bisa jadi unsur krusial yg membuat saya menyukai sebuah film. Entahlah.. lagi mudah melow saja akhir2 ini, perasaan campur aduk. Lupakan saja. Lupakan saja. Tak usah diambil pusing ya.

Hello stranger, do you feel the same too?

Friday, May 15, 2015

move on


Yups, that is right.

It doesn't mean anything anymore, period.

Thursday, May 14, 2015

Sayonara wa Iwanai

by Oda Kazumasa


zutto tanoshikatta ne ano koro mawari no subete ga 
yasashiku itsumo bokura wo tsutsunde iru you ni mieta 

katari atte katari tsukushite ate mo naku sagashiteta 
sono michi wa hate shinaku doko made mo doko made mo 

kanashimi wa yagate kieru koto wo shitta 
yorokobi wa itsu made mo 
kagayaki tsuzukeru koto mo 

tatakai tsuzuketa wake ja nai nagasarete kita to mo omowanai 
oi kaketa yume no ikutsu ka wa ima kono te no naka ni aru 

hare watatta konna hi wa itsu demo omoi dasu 
tobu you ni kake nuketa tooi hi no bokura no koto wo 

kokoro wa ima mo ano toki no mama 
omoide ni soshite kimi ni 
dakara sayonara wa iwanai 

zutto zutto tanoshikatta ne 

hare watatta konna hi wa itsu demo omoi dasu 
tobu you ni kake nuketa tooi hi no bokura no koto wo 

tatoe kono mama aenai to shitemo 
omoide ni soshite kimi ni 
kitto sayonara wa iwanai 
kesshite sayonara wa iwanai
-----

Thursday, May 7, 2015

You Are The One

I thought of this before over a million times
Who would've ever thought that it would be our time?
I just know it, cause you're the one
It ain't a selfish love, when I'm with you
You remind me of Allah, and so I know it's true
I'll just say it: you are the one
Won't you be my BFF (best friend forever) and ever?
Won't you be my partner after this world?
We'll see it, when we believe it together
Dreams are meant to be, cause you're the one for me
I never thought that I would ever feel this way
I ask Allah to bless you every single day
I'll just say it, cause you're the one
And when times are tough, and we've got the world to see
Standing right beside you is where I want to be
I just know it: you are the one
Won't you be my BFF (best friend forever) and ever?
Won't you be my partner after this world?
We'll see it, when we believe it together
Dreams are meant to be, cause you're the one for me
I prayed about this just over a million times
Who would ever thought that I could call you mine?
I just know it, cause you're the one
And when there's gray in our hair and we've not much to do
I want to spend the rest of my days with you
Oh don't you know it?
You are the one, you are the one
Oh won't you be the one?
------

Wonderful song. Simple, ga berat, gak cheesy juga. Heartwarming song :)
Instead of being lover or other cheesy things, he just asks her to be his BFF and partner after this life.. menjadi sahabat itu yg kadang susah. Sekilas jadi teringat film animasi UP. Di awal-awal film, saya pasti SELALU nangis bombay.. soalnya sedih bgt.. sang suami itu kenal istrinya sejak kecil, jadi BFF.. setia banget.. tapi istrinya yg meninggal dulu.. menyisakan relung kosong di hatinya di permulaan cerita.. dikisahkan demi cintanya kepada istrinya, ia memutuskan untuk mewujudkan impian istrinya sejak kecil yg belum sempat dia lakukan ketika hidup. Very touching T__T

Ya, saya berharap kami bisa menjadi sahabat baik selamanya, dalam suka maupun duka. Partner yg kompak yang bisa saling mensupport, dapat menerima kelemahan dan kekuatan masing2, yg bisa terus menguatkan dalam visi dan misi hidup yg sama.. bener2 ga muluk2. Karena itu semua bukan hanya sekedar romantisme, tapi bermakna lebiiih daripada itu. The bond of jihad. Ikatan yg telah ditakdirkan Allah. Yang bertemu dan mencintai karena Allah, dan berpisah karena Allah..

So, when he asked me, wont you be my BFF?

I gladly said, absolutely yes :)

Sunday, May 3, 2015

A letter of Love

Bismillaahirrahmaanirrahiim…

Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri serta saudara-saudariku yang in syaa Allah tetap mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segalanya, karena hanya cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna dan indah.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara/i-ku yang kerap kali terisi oleh cinta selain-Nya, yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karena-Nya, lalu di ruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah dimana keikhlasan. Maka saat ini kurasakan kekecewaan dan kelelahan karena yang kulakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil. Dia akan melihat kesungguhan dalam berproses.

Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa saudara/i-ku yang mulai lelah menapaki jalan-Nya ketika seringkali mengeluh, merasa terbebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat mulia. Padahal tiada kesakitan, kelelahan, serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk ruh-ku dan ruh saudara/i-ku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu, serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu dimanakah kejujuran diletakkan? Dan kini terabaikan sudah secara nurani yang bersih, saat ibadah hanya rutinitas belaka, saat fisik dan pikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan semu. Coba lihat hatimu menangis, tertawa dan merana?

Surat ini kutujukan untuk diriku dan diri saudara/i-ku yang sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih dihadapan-Nya selain ketakwaan. Padahal kita menyadari bahwa tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, namun kita masih bergulat terus dengan kefanaan.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara/i-ku yang mulai mati, saat tiada getar ketika asma Allah disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan terlewatkan begitu saja, dan saat tiada rasa dosa ketika mendzalimi diri dan saudaranya.

Akhirnya surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya meskipun sedikit, jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dari-Nya.

“Adakah hari-hari yang mungkin aku bisa lari dari maut, hari yang ditentukan, dan yang tidak ditentukan. Hari yang tidak ditetapkan, akupun tidak gentar dan hari yang ditentukan pun aku tidak kuasa menghindarinya. Kukatakan padanya, ia telah terbang bertabur bintang. Dari para syuhada yang gugur yang tidak kau pedulikan. Maka sesunggunya engkau walau meminta penundaan meski sehari atas ajal yang ditetapkan padamu, tentu ia takkan mau karena itu bersabarlah saat menghadapi kematian karena mengharapkan keabadian adalah sesuatu yang mustahil.”
(Disenandungkan oleh Ali bin Abi Thalib kala menghadapi musuh-musuhnya)

_dari secarik kertas yang ditemukan di sebuah kotak yang terselimuti debu, semoga bermanfaat_

Saturday, May 2, 2015

smoke gets in your eyes

Sometimes there are times when you just wanna be heard, not being given any 'sollution' or new thoughts..

Just simple and nice things to say..

Tetep semangat ya :)

Ayo.. kamu pasti bisa.. :)

La tahzan :)

Sabar ya.. everything will be okay :)

Even the small things like 

(^__________^) 

could brighten up my heart. and sometimes I wanna hear those three words and eight letters. but I guess you just don't get it. 

ok, just forget it. pretend I didn't say that :)



Friday, May 1, 2015

Bengras

Alhamdulillah baru saja berasa mendapatkan hadiah luar biasa dari Allah.. kesempatan untuk bersilaturahmi dengan seorang dulur, motivator yg sangat inspiring :)

Membahas mengenai cita-cita... sejauh apa mau memegang dan mewujudkan cita2 tersebut... dan mengenai kecintaan kepada Allah.. kalau cinta kepada Allah, maka Allah pasti akan mengujinya. Semakin besar rasa cinta tersebut maka semakin kuat ujiannya. Seperti Rasulullah Muhammad yang kehilangan istrinya Khadijah dan pendukung setianya yaitu pamannya Abu Thalib yang sayangnya tidak beriman sampai akhir hayatnya.. Entah mengapa mendengar ini, meski sudah tahu.. rasanya mau menangis... jadi Allah itu Maha Pencemburu.. Allah pasti akan menguji cinta kita kepada Allah.. bisa dengan mengambil makhluk fana yang kita cintai... apakah masih mau bergantung kepada Allah? Apakah masih mau nyepeng kana cita2? Apakah benar janji kita hanya menjadikan Allah satu2nya Rabb, Malik, dan Ilah dalam hidup kita? Kalau kita tidak mampu mengambil 'resiko' kehilangan tersebut, maka cek kembali pernyataan cinta kita kepada Allah.. cek kembali apakah kita benar2 pejuang Allah.. yakin bahwa jika pertemuan dan perpisahan itu sudah menjadi qada dan qadar dari Allah.. siap bertemu dan siap berpisah karena Allah.. da pada akhirnya jika ikhlas karena Allah.. in syaa Allah akan dipertemukan kembali di jannahNya... (dalam hati pengen nangis bombay tapi ditahan T____T)

Ma syaa ALLAH... jleb jleb jleb..

Jangan sampai menjadi umat yg digantikan oleh umat yang lebih baik seperti dalam firman Allah:

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui."

Diingatkan lagi juga mengenai pentingnya berkasih sayang sesama mukmin.. dan bersikap 'berwibawa' di hadapan orang2 kafir (terjemahannya kurang tepat, arti lebih tepatnya lebih ke gagah dan berwibawa). Jadi entong elehan jadi pejuang teh.. utk menguatkan tekad maka lakukanlah istikhoroh dan musyawarah.. jadi istikhoroh teh bukan hanya ketika bingung milih jodoh aja seperti kebanyakan orang pahami.. tapi supaya panceg kana cita2.. senantiasa memilih pilihan yanh benar sesuai petunjuk Allah. Dan jangan sepelekan musyawarah untuk mencapai visi dan misi bersama.. bangun teamwork yg solid, yg dilandasi kasih sayang karena Allah..

Membahas juga mengenai pentingnya mindset yg bisa ditimbulkan dari penggunaan bahasa... mulai gunakan bahasa2 positif yg dapat memotivasi.. memandang teman yg kita ajak bukan sebagai "objek" tapi sebagai subjek atau partner yg bersama2 diajak babarengan beramal sholeh demi mencapai cita2 tertinggi.. menegakkan Dienullah.. menjadi teman curhat.. menjadi soulmate.. menjadi saudara.. menjadi dulur.. saling tolong menolong.. yg memiliki keterikatan batin yg kuat, hasil transfer keyakinan ruhiyah.. sesuai yang dicontohkan Rasulullah.. tidak menjejali dengan materi2 dan konsep semata tapi bisa ikut berempati terhadap kondisi diri atau yg sedang 'on' dalam diri.. subhanalloh..

Masih banyak piobroleun.. tapi ga semua bisa tertulis dan sudah waktunya berpisah.. semoga apa yg sudah didapatkan bukan hanya menjadi konsep tapi menjadi langkah yang mengakar. Betul istilah radikalisme sebenernya positif, tapi sekarang dikonotasikan negatif :(

Ah.. bahagia rasanya jika jiwa ini di-charge lagi.. smoga masih ada kesempatan utk bersilaturahmi lagi ya lur.. in syaa Allah..

Bener euy, bengras ^______^