Sunday, July 24, 2011

Henshin !

Perubahan ke arah yang lebih baik merupakan suatu harapan yang sangat mulia. Terkadang kita merasa ada sesuatu dalam diri kita yang harus diperbaiki. Ada yang dapat mengakui dengan jujur dan mengetahui apa yang perlu diperbaiki tersebut sehingga dia berusaha untuk memperbaikinya. Ada yang mengetahui apa yang ”salah” dalam dirinya, namun dia tidak berusaha untuk memperbaikinya atau setidaknya bersikap jujur terhadap dirinya sendiri. Dan ada pula yang mengakui, namun dia sudah terlampau putus asa untuk memperbaikinya, karena hal itu terjadi terus-menerus tanpa pernah bisa ia kendalikan. Mengapa hal ini dapat terjadi? Jawabannya sangatlah mudah. Yang dibutuhkan adalah orientasi yang jelas. Tujuan yang jelas. Tanpa itu, manusia seperti berjalan tanpa arah, sehingga tidak akan pernah sampai ke tujuan. Senantiasa lelah sebab dia tidak pernah mendapatkan ketenangan yang dia harapkan dengan kemampuannya untuk memperbaiki diri. Jiwanya akan senantiasa resah sebab dia belum menentukan ke arah mana dia akan melangkah. Apakah itu merupakan kehidupan yang membahagiakan?

Orang yang sudah memilih jalan hidupnya tidak akan merasa resah. Baik jalan yang ditempuh itu baik maupun buruk. Yang jadi pertanyaan adalah, akan melangkah seperti apa hidup yang akan kita jalani ini? Segera bangun suatu pemikiran yang konkret tentang tujuan yang mau kita capai. Alangkah konyol dan sia-sia jika kita mengharapkan surga namun langkah kita justru berlawanan dengan tujuan kita tersebut, bukan? Terkadang ada yang mengatakan untuk menjalani hidup seperti air yang mengalir. Di satu sisi, dapat dikatakan bahwa orang tersebut memiliki tujuan yaitu mengikuti hidup apa adanya seperti air yang mengalir. Tanpa kendali, tanpa perlu pusing menghadapi kehidupan. Jalani saja… Tapi, di sisi lain, ungkapan ini sangat multi tujuan. Air yang mengalir itu bisa mengalir kemana saja, kan? Sangat abstrak. Sangat tidak menyentuh pemikiran manusia Allah telah berikan potensi untuk memahami ayat-ayat Allah, melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mendengar ayat-ayat Allah..

Tujuan hidup manusia itu adalah beribadah kepada Sang Penciptanya. Hal ini merupakan garis besar yang sangat krusial dan sangat menentukan keberhasilan hidup seorang manusia. Pernahkan Anda ditanya tentang tujuan hidup Anda? Lalu, apakah jawaban Anda? Meraih kesuksesan materi, kehormatan, gelar, keluarga bahagia? Apa standar bahagia dalam hidup Anda? Apakah dengan mendapatkan itu semua Anda akan bahagia? Seorang manusia seharusnya bahagia jika dia sudah menunaikan kewajiban hidupnya di dunia untuk bekalnya di akhirat nanti. Dia akan merasa bahagia manakala Sang Penciptanya meridhoi amal perbuatan yang telah dilakukannya. Bukankah hidup seperti itu sangatlah indah? Dia tidak akan tergelincir ke suatu hal yang sia-sia. Dia akan mengangkat seluruh kemampuan yang dimiliki hanya untuk mensukseskan tujuan hidupnya itu. Dia akan melangkah dengan mantap untuk mendapatkan kecintaan Sang Pencipta. Sungguh indah… Hari-hari dilalui dengan penuh kebahagiaan, tanpa perlu merasa resah, gundah, atau gelisah. Rasa sakit yang dunia berikan kepadanya tidak menggentarkan langkahnya sedikit pun untuk meraih kebahagiaan hakiki. Tubuhnya penuh luka dan terasa perih, namun jiwanya tersenyum bahagia. Segala penderitaan duniawi tidaklah sebanding dengan kebahagiaan yang dia rasakan. Ajal pun tidaklah menjadi sesuatu yang menakutkan baginya. Dia akan senantiasa siap dengan semua kehendak Sang Pencipta sebab dia rindu untuk bertemu dengan-Nya. Jadi, apakah tujuan hidup Anda?

Repost (lagi) dari older blog tertanggal 7 Mei 2008.

No comments:

Post a Comment