Monday, April 27, 2015

Horrible Story X

Penampilan TERAKHIR Hercule Poirot.

Lima pembunuhan di tempat berbeda, dengan motif berbeda.

Hanya satu kesamaan: X.

X terlibat dalam kelima pembunuhan itu.

Dan berada di sekitar lima tempat itu ketika pembunuhan terjadi.

X-lah otak kelima pembunuhan itu.

Tapi dengan licik dia berhasil menghindar dari kecurigaan orang.

Kelima pembunuhan itu begitu sempurna. Perfect murder.

Baru kali ini Poirot menemukan lawan yang seimbang...

---------
Agatha Christie memang cocok menyandang sebutan 'Queen of Crime'. Sudah puluhan novel detektif yang dia tulis dan baru kali ini saya merasa bahwa kasus terakhir Poirot ini merupakan kasus paling menarik dibandingkan sebelumnya, sekaligus menutup kisah Poirot..

Hmm.. sepertinya udah semua kasus Poirot sama Miss Marple yang udah saya baca.. kecuali pasangan Tommy dan Tuppence yang menurut saya kurang seru, ceritanya lebih ke arah konspirasi dan kurang unsur dramatis dan kejutannya.

Terkecuali itu, ada dua judul yang sangat berkesan bagi saya. Yang pertama adalah '10 Anak Negro' dimana di kisah ini tidak ada detektif yang terlibat. Kita harus menebak sendiri dan Agatha dengan cerdas mengungkapkan semuanya di penghujung cerita.. tapi kalau kita jeli dengan karya-karyanya yang mengupas sisi psikologis manusia, mungkin Anda tak akan kesulitan untuk menebak pelakunya..

Saya pikir 10 Anak Negro ini yang paling seru, tapi ternyata setelah membaca 'Tirai', saya dibuat terkesan lagi dengan sisi psikologis manusia yang dilambangkan dengan karakter X ini.. Kalau Anda pernah membaca 'Horrible Story Monster' karya Urasawa Naoki, mungkin karakter X ini memiliki kemiripan. Jika Anda penasaran dengan ceritanya, jangan teruskan membaca tulisan ini dan kembalilah saat Anda sudah selesai membacanya.

Spoiler alert


Jadi, si X ini membunuh tanpa motif. Menyeramkan sekali ya.

Keinginannya sederhana, dia memang suka membunuh. (Nah, disini saya merinding)

Di dalam bukunya, Agatha menuliskan seperti ini:

"Kita semua sesungguhnya punya kesanggupan untuk membunuh. Dan seni si X adalah ini: tidak menganjurkan 'keinginan' itu, tapi 'mematahkan daya tahan yang normal'. Itu seni yang mencapai kesempurnaan lewat praktek lama. X tahu betul kata yang tepat, ungkapan yang tepat, bahkan intonasi yang tepat untuk menganjurkan dan membawa tekanan kumulatif pada tempat yang tepat! Itu bisa dikerjakan. Itu bisa dikerjakan tanpa membangkitkan kecurigaan korbannya. Itu bukan hipnotisme --hipnotisme tidak akan bisa sukses. Cara si X ini lebih membahayakan, lebih membawa maut. Itu merupakan usaha penyusunan kekuatan manusia untuk memperlebar jurang yang ada, bukan memperbaikinya. Itu menuntut bagian terbaik manusia dan menggabungkannya dengan bagiannya yang terburuk...." (hal 288, versi Indonesia).

So, mulai sekarang berhati-hatilah saat Anda berbicara atau saat seseorang berbicara pada Anda. Mungkin bisa dikatakan pendekatannya persuasif-provokatif, dengan penuh kelembutan. Tanpa Anda sadari, mungkin Anda telah mengadu domba orang lain, atau menganjurkan sesuatu yang merupakan keinginan buruk terpendam dalam diri orang lain.. atau sebaliknya, orang lain yang sedang membangkitkan amarah Anda dengan cara yang halus seperti si X ini..

It's simple but effective and very dangerous..

So, waspadalah.. waspadalah..

No comments:

Post a Comment