Saturday, April 18, 2015

Garden of Flowers

Repost lagi.. dari 2012.. kumpulan pikiran2 yg berkelebat saat itu..

Betapa
Betapa seringkali pikiran dan perasaan ini bercabang.
Betapa seringkali niat yang sedari awal sudah lurus tiba-tiba tercampur dengan niat dan motivasi lain.
Betapa Allah benar-benar menguji mental seorang mukmin.
Betapa seringnya aku harus bertanya pada diriku sendiri, ”Apa sih niatmu sebenarnya?” dan kembali menjawab, ”Ayo luruskan niat. Niatku hanya –dan hanya- untuk beribadah kepada Allah saja dan mengharap ridho-Nya saja.” Dan kembali berlanjut dan berlanjut.
Betapa menyesalnya ketika amal kebaikan yang dilakukan ternyata tidak bernilai apa-apa di hadapan Allah jika niatnya saja sudah salah. Betapa Maha Mengetahui dan Maha Adil Allah SWT itu....
Betapa Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang tetap tunduk menjalankan perintah-perintah-Nya, dan menjauhi larangan-
larangan-Nya.
Betapa gersangnya jiwa yang tidak menyadari betapa besarnya rasa cinta dan kasih sayang Allah pada hamba-Nya yang juga mencintai-Nya.
Betapa hanya Allah saja yang mampu berkuasa atas segala sesuatu.

Subhanallah….aku kembali diingatkan untuk selalu meluruskan niat. Niat yang benar. Hanya mengharap ridho Allah. Hanya untuk beribadah kepada-Nya saja. Betapa dahsyat godaan setan. Senantiasa membelokkan niat yang benar. Mungkin untuk melakukan semua itu, akan
membutuhkan energi yang sangat besar. Sangat besar, bahkan aku sering merasa gugup untuk memulainya. Butuh
pemaksaan. Tapi seseorang mengatakan bahwa itu merupakan bentuk keikhlasan yang baru mampu kulakukan saat itu. Aku belum bisa melakukannya dengan gembira
tetapi dengan tarikan yang kuat untuk berhenti, bahkan untuk jatuh. Hal itu belum dapat kulakukan dengan bahagia.
Berat. Ya, bagiku memang berat... Tapi aku tahu inilah jalan yang benar. Aku tahu hanya jalan ini yang hanya membawaku pada keselamatan. It’s the only way...
------------------------------------------------------------------
Vertigo
Pikiran yang teralihkan. Saat memiliki tujuan tertentu, ada suatu faktor pengalih perhatian sehingga seakan-akan ‘si
pengganggu’ yang menjadi target dari apa yang ingin kita lakukan. Dan setan memang tidak pernah lelah mengalihkan perhatian mukmin dari tujuan mulia yang ingin
dicapainya. Dan gangguan itu memang benar-benar tidak main-main, melesat menuju sasaran yang tepat, yaitu hati.
Saat-saat seperti inilah dibutuhkan kerja keras dan langsung fokus pada tujuan sebenarnya. Segera meluruskan niat, membersihkan hati, dan berhenti bermain
api karena itu sangat berbahaya bagi jiwa.
-------------------------------------------------------------------
Celah !
Saat aku mulai melupakannya, tiba-tiba aku kembali diingatkan soal menjaga hijab. Betapa mungkin tanpa kusadari aku terlalu bebas membuka diriku, bahkan mungkin merespons meski aku sebenarnya merasa telah menaruh tembok besar alias batasan di hadapanku. Aku kembali diingatkan untuk tidak membuka celah sedikit pun.
Jika perlu, aku harus tega. Terima kasih untuk tidak membuka celah padaku. Aku diingatkan bahwa harga seorang mukmin itu sangatlah tak terhingga. Allah membeli
jiwa-jiwa yang penuh pengabdian pada-Nya dengan surga. Benar-benar murah diriku jika aku menjual pengabdianku, kecenderungan hidupku, bahkan cintaku pada zat-zat yang fana. Semuanya sudah ditentukan, jadi tenang dan fokus pada hal penting yang membentang di hadapanku sekarang.
-------------------------------------------------------------------
Dan karena aku ingin bersama-sama dengan kalian... dulur..
mencapai taman bunga yang indah di surga yang abadi kelak... in syaa Allah...

No comments:

Post a Comment